
LUMAJANG, SJP – Angka putus sekolah di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, masih menjadi persoalan serius. Data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lumajang mencatat, sebanyak 1.739 anak berhenti sekolah pada jenjang sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP).
Rinciannya, 392 anak putus sekolah di tingkat SD, sementara 1.347 anak lainnya berhenti di tingkat SMP. Angka tersebut sebagian besar ditemukan di Kecamatan Pasirian, Candipuro, dan Randuagung.
Bupati Lumajang, Indah Amperawati, menyebut rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan masih menjadi penyebab utama.
“Beberapa wilayah datanya signifikan tinggi. Saya menengarai mereka ingin segera bekerja, apalagi jika tinggal di sekitar wilayah tambang dan perkebunan yang upahnya cukup untuk memenuhi kebutuhan harian,” kata Indah, Kamis (25/9/2025).
Selain alasan ekonomi dan keinginan untuk cepat bekerja, tingginya angka pernikahan dini juga menjadi pemicu anak-anak meninggalkan bangku sekolah.
Untuk menekan angka putus sekolah, Pemkab Lumajang berkomitmen menanggung seluruh biaya pendidikan serta kebutuhan anak-anak yang mau kembali melanjutkan sekolah.
Program ini diharapkan dapat membuka kesempatan lebih luas bagi anak-anak agar tidak kehilangan masa depan mereka.
Indah menegaskan, pihaknya terus menggencarkan sosialisasi mengenai pentingnya pendidikan sekaligus memperluas akses bantuan.
“Ini tugas kita di pemerintahan untuk bekerja ekstra memberikan pemahaman bahwa pendidikan itu penting. Anak-anak harus memperbaiki kualitas hidup lewat pendidikan yang lebih baik,” tegasnya. (**)
Editor : Rizqi Ardian
Sumber: Beritasatu.com
Sumber : Suara Jatim Post & Berita Terbaru