
GRESIK, SJP – Kabupaten Gresik merupakan salah satu daerah di Jawa Timur yang dikenal memiliki kekayaan budaya yang begitu beragam dan menyimpan nilai-nilai histori dan filosofis yang tinggi.
Berbagai tradisi budaya, keterampilan, adat, dan seni pertunjukan telah diakui sebagai bagian dari Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Kementerian Kebudayaan (Kemenkebud) Republik Indonesia.
Pengakuan ini menjadi bukti bahwa Kabupaten Gresik memegang peranan penting dalam melestarikan budaya Nusantara agar tetap eksis. Setidaknya ada lima sejarah budaya yang telah ditetapkan sebagai WBTB asli Kabupaten Gresik.
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga (Disparekrafbudpora) Kabupaten Gresik, Saifudin Ghozali, mengatakan, penetapan lima WBTB itu diumumkan pada Jumat (10/10/2025) kemarin.
“Benar, alhamdulillah lima sejarah budaya asal Gresik sudah diketahui sebagai WBTB oleh Kementerian,” kata Ghozali, Sabtu (11/10/2025).
Dikutip dari Instagram resmi Dinas Disparekrafbudpora Kabupaten Gresik, sebanyak lima warisan budaya yang telah ditetapkan sebagai WBTB diantaranya:
1. Kupat Ketek
Kupat Keteg merupakan kuliner tradisional khas Giri yang dijadikan sebagai simbol perayaan tradisi peringatan hari raya Islam sejak masa pemerintahan di Kerajaan Giri Kedaton pada awal 15 M. Pada masa itu, biasanya Kupat Keteg dihidangkan ketika malam Ramadan ke-25 (malam Lailatul Qadar) dan juga saat Lebaran Syawal (Riyoyo Kupat).
2. Malam Selawe
Malam Selawe adalah tradisi tahunan di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, terutama di kawasan Giri yang dihadiri oleh umat muslim dari Kabupaten Gresik maupun luar Kabupaten Gresik. Tradisi ini dilakukan setiap bulan Ramadan (tepatnya di hari ke-24 pada malam hari), dan dinamakan Malam Selawe yang berarti malam ke-25 dalam bahasa Jawa.
Dilansir dari website Disparekrafbudpora, rangkaian acara yang dilakukan yaitu melakukan ziarah dan doa bersama ke makam Sunan Giri. Bacaan doa ditujukan bukan hanya pada para sesepuh keluarga saja, tetapi juga pada para wali dan sesepuh dari semua masyarakat yang hadir
3. Pasar Bandeng Gresik
Pasar Bandeng Gresik merupakan tradisi yang digelar pada malam tanggal 27 sampai tanggal 29 pada bulan Ramadan di kawasan Pasar Gresik. Waktu penyelenggaraan Pasar Bandeng Gresik ini oleh masyarakat Gresik disebut prepekan. Pada saat prepekan inilah masyarakat Gresik berburu bandeng kawak yang biasa disajikan sebagai santapan khas lebaran.
4. Rebo Wekasan
Rebo Wekasan pertama kali dilaksanakan pada 1403 Hijriah di Desa Suci. Syeikh Jamaluddin Malik diperintah Sunan Giri untuk menemukan sumber air yang jernih dan besar. Peristiwa tersebut terjadi pada hari Rebo Wekasan, sehingga masyarakat Desa Suci melaksanakan tradisi pada hari Rabu terakhir di bulan Safar, bulan kedua dari 12 (dua belas) bulan penanggalan hijriyah setiap ttahunnya.
5. Pencak Macan
Pencak Macan adalah seni pertunjukan dalam arak-arakan pernikahan kemanten jadur yang bermakna bela diri melawan sifat buruk, digambarkan lewat tokoh genderuwo serta kisah godaan hidup suami-istri. Namun Pencak Macan berkembang sehingga bisa berdiri sendiri sebagai seni pertunjukan. (*)
Editor : Rizqi Ardian
Sumber : Suara Jatim Post & Berita Terbaru