JAKARTA, SJP – Wisata petualangan atau adventure tourism kian mencuri perhatian wisatawan dunia. Tidak sekadar mencari hiburan, wisatawan kini menginginkan pengalaman yang menantang, otentik, sekaligus berkesan.
“Aspek budaya juga menjadi daya tarik tersendiri dalam wisata petualangan. Tren global ini memperlihatkan bagaimana pariwisata tidak lagi hanya soal destinasi indah, tetapi juga pengalaman unik yang bisa dirasakan langsung,” kata Asisten Deputi Manajemen Industri Kementerian Pariwisata, Budi Supriyanto, dikutip beritasatu, Selasa (16/9/2025) kemarin.
Indonesia disebut memiliki peluang besar menjadi pusat adventure tourism karena menawarkan beragam lokasi petualangan, mulai dari gunung, laut, hutan, hingga pengalaman budaya.
Potensi ini semakin diperkuat dengan raihan gelar Asia’s Leading Adventure Tourism Destination pada ajang World Travel Award 2024.
“Penghargaan ini mengukuhkan posisi Indonesia sebagai destinasi utama wisata petualangan di Asia,” tambah Budi.
Menurutnya, adventure tourism tidak hanya memperkaya pengalaman wisata, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi daerah serta membuka lapangan kerja baru. Model pariwisata ini dinilai strategis dalam membangun ekosistem pariwisata yang berkelanjutan sekaligus bertanggung jawab.
Kemenpar juga terus mendorong para pelaku usaha agar mengantongi legalitas dan mengikuti standar sertifikasi. Hal ini diperlukan untuk memitigasi risiko serta memastikan praktik wisata petualangan tetap mengedepankan keselamatan, kelestarian lingkungan, dan penghormatan pada budaya lokal.
“Tantangan kita ada pada aspek keamanan, kelestarian alam, dan profesionalisme SDM. Karena itu, kolaborasi antara pemerintah, industri, dan masyarakat menjadi kunci agar wisata petualangan berkembang berkelanjutan dan memberi manfaat luas,” ujar Budi.
Ia menegaskan, sektor pariwisata terbukti menyumbang besar terhadap produk domestik bruto (PDB) sekaligus menjaga ketahanan ekonomi nasional. Hingga Juni 2025, tercatat kunjungan wisatawan mancanegara naik 9,44 persen sementara pergerakan wisatawan nusantara tumbuh 25,93 persen dibanding periode sama 2024.
“Meski begitu, ada catatan dari PHRI. Walaupun kunjungan meningkat, yang masuk ke akomodasi legal baru sekitar 50, persen,” ungkapnya. (**)
Editor: Rizqi Ardian
Sumber: Beritasatu.com
Sumber : Suara Jatim Post & Berita Terbaru