
TUBAN, SJP – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi salah satu prioritas Presiden Prabowo Subianto di wilayah Kabupaten Tuban, Jawa Timur kembali tercoreng. Kali ini, enam pelajar SMK Negeri Palang, diduga keracunan usai menyantap menu utama nasi goreng (nasgor) dari program tersebut.
Kondisi itu membuat para siswa mengalami gejala mulai dari pusing, mual, hingga muntah-muntah, kemudian mereka harus menjalani perawatan intensif di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr. Koesma Tuban.
“Masih dirawat, tadi katanya muntah ada darahnya,” ujar Juharti (52), ibu dari salah seorang korban, Siti Khoirul Nisa, saat mendampingi anaknya di rumah sakit, Rabu (24/9/2025).
Berdasarkan data yang terhimpun, menu utama MBG hari itu terdiri dari nasi goreng, telur mata sapi, tahu, tempe, irisan timun, dan dua buah anggur. Dari situ, sejumlah pelajar sempat mengeluhkan kondisi nasi goreng yang lengket dan berair, bahkan diduga sudah basi.
Beberapa siswa meminta agar menu tersebut diganti dengan yang lebih higienis. Namun petugas Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur yang bermintra dengan Yayasan Al Falah Ponorogo, memberi ganti dengan kondisi nasi goreng tetap sama.
Hal itu memunculkan dugaan bahwa Kepala SPPG, Dimas Aunur Rochman, telah mengabaikan standar operasional prosedur (SOP) dalam pengolahan makanan bergizi. Imbasnya, beberapa siswa langsung merasa mual dan muntah usai menyantap hidangan tak sehat tersebut.
Kondisi mereka kian memburuk hingga sebagian muntah disertai darah. Kemudian, enam pelajar yang terdiri dari lima siswi dan satu siswa kelas X dilarikan ke IGD untuk mendapatkan penanganan medis.
“Kondisi anak masih lemas. Tadi saya dikabari pihak sekolah, langsung panik,” tambang Juharti, wali murid asal Desa Wangun, Kecamatan Palang, Tuban.
Ia menceritakan bahwa para siswa sempat dirawat di puskesmas setempat. Namun kondisinya kian memburuk hingga akhirnya dirujuk ke RSUD dr. Koesma Tuban.
Dia pun mengaku kejadian tersebut membuat kecewa berat terhadap pelaksanaan program MBG di sekolahan. Bahkan, trauma dengan menu yang telah disediakan.
“Kecewa. Lebih baik anak bawa makan sendiri daripada berisiko sakit begini,” ujar Juharti dengan nada kesal.
Salah seorang guru SMKN Palang, Zainal, juga membenarkan peristiwa tersebut. Namun, dirinya enggan berbicara banyak lantaran nantinya akan dijelaskan pihak yang berwewenang.
“Saya hanya mengantar siswa, nanti detailnya bisa ditanyakan ke penyedia makanan,” ungkapnya ketika di IGD RSUD dr Koesma Tuban.
Sementara itu, drg. Roikan, Plt Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Tuban, telah mendapatkan laporan tersebut. Ia pun belum berani berkomentar banyak lantaran masih proses pendalaman.
“Kita dalami secara lab, nanti kalau sudah keluar coba kita konfirmasi. Nunggu pemeriksa dulu,” pungkasnya. (*)
Editor: Rizqi Ardian
Sumber : Suara Jatim Post & Berita Terbaru