
MOJOKERTO, SJP – Jalur Pacet-Trawas kembali dilanda insiden serius. Sebuah Tembok Penahan Tanah (TPT) di Dusun Kambengan, Desa Cempokolimo, Kecamatan Pacet, dilaporkan ambruk pada Ahad (28/9/2025) petang. Selain menimpa rumah warga, runtuhan material juga menghantam satu unit mobil Honda hingga terperosok ke jurang.
Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, Abdul Khakim, mengonfirmasi kejadian tersebut. Khakim menyatakan bahwa peristiwa longsor ini terjadi saat cuaca cerah.
“Tinggi TPT yang ambrol sekitar delapan meter dengan panjang sepuluh meter. Material tanah dan batu menimpa mobil yang melintas, sehingga pengemudi panik dan akhirnya terperosok ke jurang,” ujar Abdul Khakim, Senin (29/9/2025).
Mobil tersebut dikemudikan oleh Widya Astutik, warga Sukorejo, Pasuruan, yang saat kejadian tengah bersama cucunya, masih berusia lima tahun. Beruntung, kondisi keduanya dilaporkan stabil setelah mendapatkan perawatan medis.
Selain itu, Khakim juga menyebut material longsor turut menimpa rumah milik warga bernama Prasetyo Budi hingga mengalami kerusakan.
Pada saat kejadian, material longsor sempat menutup total jalur Pacet–Trawas, menyebabkan kemacetan total dari dua arah. Petugas gabungan dari BPBD, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), relawan, TNI, dan Polsek Pacet segera diterjunkan ke lokasi.
Alat berat dikerahkan untuk mempercepat pembersihan material yang menutupi akses jalan. “Proses evakuasi dan pembersihan material saat ini telah selesai,” lanjut Khakim.
Kepala Desa Cempokolimo, Mahfud Sulaiman, menduga ambruknya TPT dipicu oleh pondasi yang tidak mampu menahan beban tanah uruk di atasnya.
“Konstruksi pondasi lemah akhirnya ambrol. Saat itu mobil korban sempat tertimpa material batu, sehingga sopir panik mundur dan mobil masuk ke jurang,” terang Mahfud.
Mahfud menambahkan, pengemudi dan cucunya kini dalam kondisi stabil. Ia juga mengingatkan masyarakat untuk senantiasa waspada, mengingat kawasan Pacet–Trawas dikenal sebagai wilayah rawan longsor, terutama menjelang atau saat musim penghujan.
Pemerintah desa berencana segera berkoordinasi dengan BPBD dan Dinas PUPR untuk melakukan kajian ulang terkait kondisi bangunan TPT di seluruh wilayah yang rawan longsor.
“Harapan kami, ke depan ada pembangunan penahan tanah yang lebih kuat agar kejadian seperti ini tidak terulang,” pungkasnya. (*)
Editor : Danu S
Sumber : Suara Jatim Post & Berita Terbaru