
JAKARTA, SJP – Hampir enam tahun telah berlalu sejak virus corona pertama kali muncul di Wuhan, Tiongkok, pada 17 November 2019. Seorang pria di pasar setempat dilaporkan menjadi pasien pertama, dan dalam waktu singkat virus tersebut menyebar ke seluruh dunia, memicu pandemi global yang mengubah wajah peradaban manusia.
Kala itu, berbagai negara menerapkan kebijakan ketat. Spanyol, misalnya, memberlakukan karantina wilayah pada Maret 2020 dengan mewajibkan penggunaan masker dan tes PCR massal. Aktivitas masyarakat dibatasi ketat; keluar rumah hanya diizinkan untuk kebutuhan mendesak. Seiring berjalannya waktu, laju penularan berhasil ditekan, dan masyarakat kembali menjalani aktivitas normal. Kini, Covid-19 lebih sering diperlakukan seperti flu musiman dengan gejala yang relatif ringan.
Namun, pandemi belum sepenuhnya usai. Virus corona terus bermutasi, memunculkan varian-varian baru dengan karakteristik berbeda. Yang terbaru adalah varian “Stratus” atau “XFG”, yang kini menjadi sorotan serius Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
WHO mengumumkan bahwa Stratus merupakan varian dengan laju penyebaran tercepat yang pernah tercatat. Varian ini telah teridentifikasi di 38 negara, dan terus dalam pemantauan intensif.
Meski begitu, WHO menegaskan bahwa risiko global Stratus masih tergolong rendah. Negara-negara diminta meningkatkan kewaspadaan, terutama dalam sistem surveilans kesehatan masyarakat dan deteksi dini kasus.
Berbeda dari varian Covid-19 sebelumnya, Stratus memiliki gejala khas berupa suara serak dan parau. Gejala ini sering muncul lebih awal sebelum gejala umum lainnya berkembang.
Selain itu, pasien yang terinfeksi Stratus juga kerap mengalami:
-
Nyeri badan dan otot
-
Sakit kepala
-
Batuk
-
Demam ringan hingga sedang
Meskipun penyebarannya cepat, varian ini belum menunjukkan peningkatan signifikan dalam tingkat keparahan penyakit. Para ahli menilai Stratus termasuk mutasi yang sifatnya lebih ringan, namun tetap perlu diwaspadai terutama bagi kelompok rentan seperti lansia dan penderita komorbid.
Pakar kesehatan mengingatkan masyarakat untuk tidak panik, namun tetap memperhatikan kondisi tubuh dan segera melakukan tes jika mengalami gejala mencurigakan. Penggunaan masker saat sakit, menjaga kebersihan tangan, dan menghindari kerumunan tetap menjadi langkah sederhana yang efektif untuk mencegah penularan. (**)
Editor : Rizqi Ardian
Sumber : Beritasatu.com
Sumber : Suara Jatim Post & Berita Terbaru