
NGANJUK, SJP – Sejumlah nasabah Koperasi Bahana Lintas Nusantara (BLN) di Nganjuk kini tengah dilanda kecemasan setelah dana investasi mereka tak kunjung kembali.
Para nasabah mengaku tergiur dengan janji bunga super besar yang ditawarkan koperasi tersebut, namun kini harus menelan pil pahit kerugian.
Ironisnya, ada dugaan keterlibatan oknum Pegawai P3K Pemerintah Nganjuk yang berdinas di SDN 1 Pelem Kertosono dalam praktik penghimpunan dana koperasi tersebut.
Menurut keterangan salah seorang nasabah, Ibu YL domilisi Kertosono, awalnya tertarik menanamkan modalnya di Koperasi BLN setelah dijanjikan keuntungan hingga 100 persen per bulan, jauh di atas rata-rata bunga bank atau investasi legal lainnya.
“Awalnya lancar, saya sempat menerima bunga beberapa kali. Tapi belakangan, uang pokok dan bunganya macet total. Kami coba hubungi pengurus, yang juga pegawai P3K yang mengajar di SDN Pelem 1, tapi selalu diulur-ulur,” keluhnya dengan nada putus asa, Jumat (10/10/2025).
Senada disampaikan LS (nasabah) lainnya, saat ditemui di rumahnya di Desa Pelem Kertosono, ia menyampaikan pernah mendatangi di SDN 1 Pelem dengan menyerahkan uang Rp22,5 juta.
“Saya serahkan langsung uang cash Rp22,5 juta, dan saya tidak mau disuruh transfer ke rekening yang dituju,” papar LS dengan berkaca kaca.
Kecurigaan terhadap adanya permainan curang semakin menguat setelah nasabah mengenali salah satu individu yang aktif merekrut anggota dan mengumpulkan dana sebagai seorang P3K yang bertugas di salah satu instansi pemerintah di Nganjuk.
“Dia (oknum P3K) yang meyakinkan kami. Katanya koperasi ini legal dan aman karena ada dukungan dari orang-orang penting. Kami percaya karena dia kan pegawai pemerintah,” tambah Bapak Onde, nasabah lainnya yang juga merugi puluhan juta rupiah.
Sementara itu, Yunani Marlena salah satu guru P3K yang mengajar di SDN 1 Pelem Kertosono saat ditemui di sekolah mengatakan, kalau masalah ini sudah ditangani oleh Cabang Kediri. Bahkan, Yunani, mengungkap jika dirinya juga menjadi korban.
“BLN itu koperasi yang berdiri sudah 12 tahun yang lalu, sampai di situ nasabah sudah menikmati hasil yang berlimpah-limpah, nah sejak bulan Maret kemarin itu memang ada permasalahan di manejemen tapi permasalahannya apa saya tidak tahu,” kilahnya.
Disinggung, apakah Yunani sebagai marketing di BLN, dirinya mengatakan jika dirinya juga nasabah yang juga mencari jaringan untuk direkrut jadi anggota atau nasabah.
“Total persis saya nggak tahu mas soalnya mereka kebanyakan gabung sendiri, jadi istilahnya apa yaitu dari mulut ke mulut jadi saya nggak punya SK nggak punya jabatan resmi, dan saya juga bergerak di dealer Honda, Yamaha kalau ada nasabah yang mau beli motor ya saya hubungkan setelah itu kan saya dapat fee selesai kan,” ucap Yunani.
Perihal sistem di BLN, Yunani menjelaskan jika nasabah menabung dalam waktu 24 bulan, modal akan jadi 100 persen gitu saja.
“Jadi dia bentuknya setiap bulan keluar modal dan profit,” imbuhnya.
Sementara untuk fee yang diterima dari nasabah, Yunani mengungkap jika itu tergantung pada BLN pusat, antara 0,1 sampai 0,3 persen per nasabah dan tergantung besaran tabungan nasabah.
Untuk permasalan yang terjadi, Yunani kemarin sore dengan beberapa orang lainnya mengkonfirmasi ke kepala cabang BLN Kediri.
“Terkait masalah ini dan sudah dijawab, memang sedang bermasalah di manajemen, sehingga beliau tidak bisa menjawab lebih banyak. Kepastiannya kapan uang nasabah bisa kembali, saya tidak bisa jawab, karena saya juga berharap gaji saya ada disana,” jelas Yunani
Dirinya juga menampik telah menerima uang tunai dan transfer dari nasabah. Bahkan, dirinya meminta bukti atas dugaan tersebut.
“Coba suruh buktikan. Kalau bicara itu harus ada bukti. Memang ada anggota yang membawa uang, tapi saya bilang nggak bisa, saya antarkan ke bank untuk pendampingan saja,” tandasnya. (*)
Editor: Rizqi Ardian
Sumber : Suara Jatim Post & Berita Terbaru