BONDOWOSO, SJP – Pemerintah Kabupaten Bondowoso melalui Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) kembali menggelar rangkaian Festival Ki Ronggo yang telah berlangsung sejak dua hari terakhir.
Kegiatan diawali dengan Haul Ki Ronggo di Makam Ki Ronggo, Sekarputih, dan dilanjutkan Festival Budaya pada malam berikutnya di Museum Stasiun Kereta Api Bondowoso, pada Jumat (6/12/2025) malam.
Bupati Bondowoso, Abdul Hamid Wahid, mengajak masyarakat menjadikan festival ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga ruang perenungan terhadap sejarah dan identitas daerah.
“Festival Ki Ronggo adalah ruang untuk meneguhkan identitas, memperkuat karakter, dan merawat sejarah Bondowoso. Di sinilah kita belajar kembali tentang siapa kita dan dari mana kita berasal,” ujarnya.
Babad Bondowoso dan Tragedi Gerbong Maut Diangkat Kembali
Bupati juga mengajak masyarakat menengok kembali Babad Bondowoso, sejarah berdirinya kabupaten yang berkaitan erat dengan sosok Ki Ronggo, tokoh visioner yang membuka wilayah, menata pemerintahan, serta membangun masyarakat yang rukun dan religius.
“Dari Ki Ronggo, kita mendapatkan pelajaran tentang keberanian dan keteguhan membangun tatanan masyarakat. Nilai-nilai itu tetap menjadi fondasi dalam perjalanan Bondowoso hingga hari ini,” katanya.
Bupati juga menyinggung Tragedi Gerbong Maut 23 November 1947, peristiwa kelam yang melekat dalam sejarah perjuangan Bondowoso. Menurutnya, tragedi itu menjadi simbol keteguhan dan perlawanan para pejuang.
“Penderitaan para putra bangsa dalam gerbong tertutup itu adalah luka sejarah yang melahirkan semangat juang luar biasa. Dari sanalah karakter Bondowoso yang tangguh dan berani terbentuk,” tegasnya.
Ia menilai bahwa dua momentum sejarah tersebut merupakan pilar penting jati diri masyarakat Bondowoso. Oleh karenanya, Bupati mengajak seluruh lapisan masyarakat, khususnya generasi muda, untuk menjaga kerukunan dan melestarikan budaya sebagai bagian dari melanjutkan warisan para pendahulu.
Agenda Tak Hanya Terpusat di Agustus
Dikonfirmasi terpisa, Kepala Bidang Kebudayaan Disparbudpora Bondowoso, Gede Budiawan, menjelaskan, sebagian agenda festival digeser ke bulan Desember untuk mendistribusikan kegiatan budaya sepanjang tahun.
“Kami tidak ingin semua event terpusat di Agustus. Dengan penyebaran kegiatan, masyarakat bisa menikmati hiburan kesenian sepanjang tahun,” jelasnya, Sabtu (6/12/2025).
Gede menegaskan, pelaksanaan Festival Ki Ronggo di akhir tahun tidak akan menghilangkan rangkaian Hari Jadi Bondowoso (Harjabo) setiap 17 Agustus.
“Agustus tetap. Tahun depan juga akan ada rangkaian kegiatan Harjabo seperti biasa,” ujarnya.
Ia berharap Festival Ki Ronggo dapat menjadi sarana edukasi, terutama bagi generasi muda, agar semakin mengenal sejarah daerahnya.
“Event-event seperti ini kami harapkan menjadi tontonan sekaligus tuntunan. Anak-anak muda harus tahu awal mula Bondowoso hingga menjadi seperti sekarang, agar budaya dan sejarah tetap lestari,” tutupnya. (*)
Editor : Rizqi Ardian
. Sumber : Suara Jatim Post & Berita Terbaru