
TULUNGAGUNG, SJP – Di balik hutan dan ladang Desa Jengglungharjo, Kecamatan Tanggunggunung, Tulungagung, tersimpan surga kecil bernama Pantai Jung Pakis. Pantai berpasir putih sepanjang sekitar 250 meter ini masih perawan, alami, dan jauh dari hiruk pikuk wisata massal.
Bagi pencinta petualangan dan traveler yang haus ketenangan, tempat ini bisa jadi destinasi impian berikutnya.
Berjarak sekitar 36 kilometer ke arah selatan dari pusat kota Tulungagung, Pantai Jung Pakis menyuguhkan panorama laut biru yang diapit dua tebing karang kokoh. Suasananya tenang, udara masih bersih, dan pengunjung sering kali hanya mendapati dirinya sendirian di hamparan pasir putih yang luas.
Ombaknya besar, jadi tak disarankan untuk berenang, tapi justru itulah daya tariknya menawarkan sensasi laut selatan yang megah dan liar.
Menuju ke lokasi bukanlah perkara mudah. Pantai ini berada sekitar 3,5 kilometer dari pemukiman warga, dengan medan yang hanya bisa dilalui sepeda motor.
Jalannya menantang, penuh tanjakan, turunan, dan bebatuan. Sangat tidak direkomendasikan ke Pantai Jung Pakis saat musim hujan. Hanya pengendara berpengalaman dengan motor tangguh yang bisa menembus hingga bibir pantai.
Bagi yang menggunakan motor matic, biasanya harus memarkir kendaraan di gubuk ladang warga, lalu melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki sejauh 500 meter.
Sementara wisatawan yang datang dengan mobil bisa menitipkan kendaraan di rumah warga atau sekretariat Pokdarwis Sanggaria, lalu melanjutkan perjalanan menggunakan jasa ojek lokal dengan tarif sesuai kesepakatan. Sementara untuk masuk ke lokasi tidak ada tiket ataupun retribusi alias gratis.
Meski penuh perjuangan, semua rasa lelah langsung terbayar begitu tiba di pantai. Air lautnya jernih, pasirnya halus, dan panorama tebing karang yang mengapit pantai menciptakan lanskap alami yang luar biasa fotogenik. Tak heran jika banyak traveler menyebut Jung Pakis sebagai hidden gem-nya Tulungagung.
Salah satu pengunjung, Risma Faizatul Luqiah dari Trenggalek, mengaku terpukau dengan keindahan pantai tersebut.
“Ini pertama kalinya saya dan teman-teman ke Pantai Jung Pakis. Jujur, pantainya bagus banget, airnya jernih, enggak ramai meskipun ini weekend. Cuma aksesnya luar biasa menantang, tapi justru itu yang bikin seru,” ujar Risma sambil tertawa, Sabtu (4/10/2025).
Ia berharap ke depan ada perbaikan akses jalan dan penunjuk arah yang lebih jelas.
“Akses jalannya masih sulit dan enggak bisa sampai ke bibir pantai. Terus map juga belum sampai titik lokasi, jadi kita sempat nyasar beberapa kali,” tambahnya.
Hal serupa disampaikan Rahma Lutfiana, wisatawan lain yang juga datang bersama teman-temannya.
“Kita awalnya lihat dari YouTube buat panduan tapi udah tahun lalu, jadi jalannya sudah berubah. Untung masih bisa nanya warga di ladang. Mungkin kalau ada papan petunjuk, pengunjung enggak bakal nyasar,” katanya.
Rahma menambahkan, keaslian pantai masih sangat terjaga. Karena masih belum banyak terakses banyak orang, kebersihan pantai masih terjaga. Hanya terdapat sampah yang berasal dari laut dan terdampar di pantai.
“Pantainya bersih banget, mungkin karena belum banyak dikunjungi orang. Kalau ada sampah pun, biasanya dari laut, bukan dari pengunjung,” ujarnya.
Selain Jung Pakis, di kawasan yang sama juga terdapat Pantai Patukgebang, Pantai Sanggar, dan Pantai Ngalur yang tak kalah indah dengan medan yang lebih bersahabat. Namun bagi traveler sejati yang mencari pengalaman, Pantai Jung Pakis tetap punya pesona yang sulit ditandingi.
Menariknya, pantai ini juga dikenal sebagai tempat penyu mendarat untuk bertelur, menandakan ekosistemnya masih sangat alami.
Jadi, kalau kamu mencari pantai yang bukan sekadar indah tapi juga menantang untuk dijangkau, Pantai Jung Pakis adalah jawabannya. Siapkan kendaraan yang prima, stamina yang kuat, dan tentu saja nyali petualangmu. (*)
Editor : Danu S
Sumber : Suara Jatim Post & Berita Terbaru