
SURABAYA, SJP – Kesejahteraan bukan hanya hak manusia, tetapi juga makhluk hidup lain yang hidup berdampingan di bumi, termasuk hewan. Mereka membutuhkan kasih sayang, perlindungan, serta perlakuan yang tepat agar bisa hidup sehat dan sejahtera.
Sayangnya, di Indonesia kasus animal abuse atau kekerasan terhadap hewan masih cukup tinggi setiap tahunnya. Catatan terbaru bahkan menunjukkan adanya peningkatan hingga 50 persen hanya dalam waktu satu tahun, dengan banyak kasus dilakukan oleh anak-anak yang belum memahami batasan dalam memperlakukan hewan.
Melihat kenyataan tersebut, seorang mahasiswa Desain Komunikasi Visual (DKV) Universitas Dinamika (Undika) angkatan 2021, Krissanti Anggi Utami, menghadirkan karya kreatif berupa buku pop-up interaktif.
Mengangkat judul “Petualangan Aruna dan Sekala.” Buku itu dirancang khusus untuk anak usia 7–11 tahun, dengan tujuan mengenalkan nilai-nilai kesejahteraan hewan dan mencegah perilaku kekerasan terhadap mereka sejak dini.
“Saya merasa di Indonesia masih belum banyak yang concern terhadap kesejahteraan hewan. Anak-anak sering bermain-main dengan hewan tapi belum mengerti batasannya,” ujar Anggi, Sabtu (27/9/2025).
Edukasi Melalui Dunia Fantasi
Buku pop-up itu tidak hanya berisi gambar dan teks, melainkan juga mengajak anak-anak masuk dalam dunia fantasi penuh makna. Anggi menghadirkan tokoh kakak beradik bernama Aruna dan Sekala, yang suatu hari menemukan medali emas ajaib dan membawanya masuk ke dunia bernama Petopia.
Di dalam Petopia yang dihuni hewan-hewan mamalia, terutama anjing dan kucing, Aruna dan Sekala menghadapi berbagai konflik yang berhubungan dengan keseharian anak-anak.
Mulai dari menolong hewan yang kelaparan, memberikan makanan yang tepat, hingga menyelamatkan kucing hanyut. Dari konflik-konflik inilah empati anak-anak diasah.
“Setiap konflik saya buat agar menggugah empati. Dari situ anak-anak bisa belajar apakah mereka mau menolong atau hanya membiarkan,” jelas Anggi.
Teknologi Pop-Up dan Augmented Reality
Buku ini hadir dalam 21 halaman, dengan konsep handmade yang seluruhnya dirakit sendiri oleh Anggi. Tidak hanya menyuguhkan pop-up yang interaktif, buku ini juga dilengkapi teknologi Augmented Reality (AR).
Ketika halaman tertentu dipindai dengan aplikasi khusus yang tersedia di App Store dan Play Store, anak-anak bisa melihat animasi singkat hingga mendengar suara yang memperkuat cerita. Dengan cara ini, pengalaman belajar menjadi lebih hidup.
“Kalau di-scan akan muncul animasi. Apa yang nggak bisa saya cantumkan dalam buku, seperti suara, bisa ditampilkan lewat AR,” kata Anggi.
Karya tersebut disusun selama dua semester, yakni sejak semester 7 untuk riset hingga semester 8 untuk produksi. Meski menjadi karya pertamanya, Anggi berharap “Petualangan Aruna dan Sekala” dapat berkembang menjadi seri dengan tema yang lebih luas.
“Ini buku pertama. Saya harap bisa ada seri lain. Untuk awal, saya fokus ke mamalia, karena banyak orang Indonesia yang punya anjing dan kucing,” pungkasnya.
Saat ini, buku tersebut masih dalam bentuk handmade, sehingga sulit untuk diproduksi massal. Namun Anggi membuka peluang agar karyanya bisa diperbanyak dan dimanfaatkan lebih luas sebagai media edukasi anak dalam menumbuhkan empati kepada hewan. (*)
Editor: Rizqi Ardian
Sumber : Suara Jatim Post & Berita Terbaru