
BONDOWOSO, SJP – Pagi itu, udara di sekitar Jalan Veteran Kelurahan Dabasah Kabupaten Bondowoso, terasa sedikit berbeda dari biasanya, yang nampak ramai dengan deru kendaraan bercampur dengan suara riuh tawar-menawar para pedagang ayam.
Namun, Sabtu (11/10/2025) pagi, suasana berubah menjadi lebih tertib. Satu per satu pedagang yang biasa berjualan di tepi jalan mulai memindahkan lapaknya ke dalam area Pasar Induk Bondowoso.
Relokasi ini bukan tanpa alasan. Menurut Kabid Ketertiban Umum (Trantibum) Satpol PP Bondowoso, Nanang Dwi Haryanto, langkah tersebut merupakan tindak lanjut dari aduan masyarakat yang merasa aktivitas jual beli ayam di tepi Jalan Veteran sering menimbulkan kemacetan, terutama di jam-jam sibuk.
“Asalnya itu berawal dari pengaduan masyarakat, karena di Jalan Veteran itu ada aktivitas pedagang ayam yang berjualan di tepi jalan. Kalau pagi hari memang sangat ramai dan cukup mengganggu arus lalu lintas,” ungkap Nanang.
Setelah dilakukan koordinasi dengan Paguyuban Pedagang Ayam, pemerintah akhirnya mencapai kesepakatan bersama. Sebanyak sekira 70 pedagang sepakat untuk pindah ke dalam Pasar Induk.
“Semuanya sudah menyatakan komitmen untuk pindah,” tambahnya.
Kegiatan relokasi dimulai pukul 06.45 hingga 08.30 WIB dengan pengawasan dari petugas gabungan yang terdiri dari Diskoperindag, Dishub, dan Satpol PP Bondowoso.
Turut hadir Asisten II Setda Bondowoso Drs. Abdurrahman, Kasatpol PP Slamet Yantoko, serta Kepala UPT Pasar Induk Bondowoso Didik Muriyanto yang ikut memantau langsung jalannya kegiatan.
Relokasi Menjadi Kesepakatan dan untuk Kebaikan Bersama
Sementara itu, Kepala UPT Pasar Induk Bondowoso Didik Muriyanto menyampaikan, relokasi ini bukan sekadar penertiban. Ia memandangnya sebagai langkah kemanusiaan yang menyeimbangkan antara kepentingan pedagang dan kenyamanan masyarakat.
“Kami tidak ingin mereka merasa dipaksa. Karena itu, sebelum relokasi dilakukan, kami undang semua pedagang ayam untuk berdiskusi dan mencari solusi terbaik,” ujarnya.
Sebelumnya, kata pria yang karib disapa Didik ini, sudah ada pertemuan yang digelar Rabu, 8 Oktober 2025, di mana pemerintah memberikan dua opsi lokasi relokasi. Yakni, Pasar Induk dan Ki Ronggo bagian utara. Namun, para pedagang sepakat untuk pindah ke dalam Pasar Induk, karena aktivitas mereka selama ini memang lebih banyak di sana.
“Setelah ada kesepakatan, kami segera koordinasi dengan pihak-pihak terkait. Bahkan kami beri kesempatan kepada pedagang untuk menentukan waktu relokasi sendiri, supaya mereka merasa dilibatkan,” tambah Didik.
Hasilnya, relokasi yang dilakukan secara gotong royong itu berjalan lancar dan penuh keakraban. Bahkan, beberapa pedagang di sekitar area pasar merasa diuntungkan karena kini pengunjung lebih ramai.
“Sekarang warung-warung makan dan kios di sekitar pasar ikut ramai. Kami juga sedang melakukan penataan area supaya antar pedagang tidak saling mengganggu,” jelas Didik.
Selain menciptakan ketertiban dan kenyamanan, relokasi ini juga membawa dampak positif bagi pendapatan daerah. Dengan para pedagang kini berjualan di area resmi, retribusi pasar bisa ditarik dengan lebih tertib dan transparan.
Kini, di bawah atap Pasar Induk, para pedagang ayam memulai babak baru, dengan lapak yang lebih aman, lingkungan lebih bersih, dan suasana lebih tertata.
“Saat ini di luar sana, Jalan Veteran kembali lega, tak lagi padat oleh kerumunan pembeli setiap pagi. Ini sebuah langkah kecil menuju keteraturan, namun dengan semangat kebersamaan yang besar,” pungkasnya. (*)
Editor : Rizqi Ardian
Sumber : Suara Jatim Post & Berita Terbaru