
LUMAJANG, SJP – Pagi di Lumajang terasa berbeda pada Minggu (28/9/2025). Dari kejauhan, Gunung Semeru, yang akrab disebut Mahameru, kembali memunculkan kolom abu setinggi 800 meter dari kawah Jonggring Saloko.
Pemandangan langit yang berubah menjadi kelabu itu sontak membuat sebagian warga di lereng gunung berhenti sejenak dari aktivitas pagi mereka.
Menurut laporan Pos Pantau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), erupsi terekam pukul 08.44 WIB. Kolom abu yang semula berwarna putih, berubah menjadi kelabu pekat, menyapu angin ke arah selatan dan barat daya.
Petugas Pos Pantau Gunung Api Semeru, Sigit Rian Alfian, menjelaskan erupsi kali ini tercatat dengan amplitudo maksimum 21 milimeter dan berlangsung sekitar 100 detik. Dalam 24 jam terakhir, Semeru juga mengalami 70 kali letusan dengan intensitas beragam.
Meski aktivitas vulkanik cukup tinggi, hingga kini belum ada laporan kerusakan maupun korban. Status gunung tertinggi di Pulau Jawa itu masih berada di Level II atau Waspada.
Sigit menegaskan, masyarakat tidak diperbolehkan beraktivitas dalam radius 8 kilometer dari puncak dan diminta menjauhi 500 meter dari tepi sungai sepanjang Besuk Kobokan. Jalur ini rawan terlanda awan panas maupun lahar hingga sejauh 13 kilometer.
Bagi warga yang sehari-hari menggantungkan hidup dari aktivitas penambangan pasir di aliran sungai, imbauan ini bukan sekadar peringatan. Mereka diingatkan untuk selalu berhati-hati, karena bahaya banjir lahar maupun lontaran material bisa datang tanpa diduga.
Erupsi Semeru kali ini menjadi pengingat bagi warga bahwa hidup di lereng gunung berarti hidup berdampingan dengan risiko. Namun, dengan kewaspadaan, saling menjaga, dan mengikuti arahan petugas, mereka percaya bisa melewati hari-hari bersama sang Mahameru. (**)
Editor : Rizqi Ardian
Sumber : Beritasatu.com
Sumber : Suara Jatim Post & Berita Terbaru