TULUNGAGUNG, SJP – Kondisi puluhan siswa SMPN 1 Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, yang sebelumnya diduga mengalami keracunan makanan usai menyantap menu makan bergizi (MBG) pada Senin (13/10/2025) pagi, kini berangsur membaik.
Sebagian besar siswa yang sempat dirawat di fasilitas kesehatan sudah diperbolehkan pulang setelah kondisi mereka dinyatakan stabil.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, Anna Sapti Saripah, menjelaskan bahwa hingga Selasa (14/10/2025) pagi, total pasien yang mengalami gejala keracunan seperti pusing, mual, dan muntah tercatat sebanyak 68 anak.
Dari jumlah tersebut, 63 siswa menjalani perawatan di puskesmas dan 5 lainnya di Rumah Sakit dr. Karnaeni Campurdarat.
“Untuk sampai dengan hari ini data yang kami terima jumlah pasien yang dirawat baik di puskesmas maupun rumah sakit sebanyak 68. Alhamdulillah, yang di puskesmas hari ini tinggal empat orang,” ujar Anna.
Ia menambahkan, sebagian besar pasien yang sebelumnya dirawat kini sudah dalam kondisi baik. Menurut Anna, mereka yang saat ini masih dirawat bukan karena kondisinya yang gawat, melainkan karena harus menyelesaikan pemberian pengobatannya.
“Dari 68 pasien, 59 di antaranya sudah pulang dalam kondisi baik. Di Puskesmas Boyolangu masih ada empat orang yang dirawat, sementara satu orang lainnya di Puskesmas Beji. Untuk di rumah sakit, dari lima pasien, satu sudah pulang, dan empat lainnya masih menjalani pengobatan, bukan karena kondisinya gawat, tetapi karena harus menyelesaikan terapi,” jelasnya.
Menurut Anna, pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium untuk memastikan penyebab dugaan keracunan tersebut. Dinas Kesehatan Tulungagung telah mengirimkan sejumlah sampel makanan serta sampel dari penjamah makanan ke beberapa laboratorium.
“Data sampel sudah kami ambil, baik dari makanan maupun dari penjamahnya melalui rektal swab. Sampel kami kirim ke laboratorium Rumah Sakit dr. Iskak, ke Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan (BBTKL) Surabaya, dan ke Laboratorium Kesehatan Daerah Tulungagung. Hari ini juga BBPOM turun untuk mengambil sampel tambahan,” tutur Anna.
Anna menambahkan bahwa hingga Selasa pagi tidak ada penambahan pasien baru. Laporan penambahan pasien terakhir diterima pada Senin malam.
“Sampai pagi ini tidak ada lagi tambahan. Mudah-mudahan selesai sampai di sini,” katanya.
Sementara itu, untuk pembiayaan perawatan para siswa, Dinas Kesehatan Tulungagung telah berkoordinasi dengan pihak Badan Gizi Nasional (BGN).
Anna menyampaikan jika biaya perawatan seluruh pasien akan ditanggung oleh Badan Gizi Nasional (BGN).
“Hasil koordinasi kami dengan SPPG menyampaikan bahwa pembiayaan pasien ini ditanggung oleh BGN, dan mekanismenya masih menunggu dari pihak BGN,” terang Anna.
Hingga Selasa siang, Dinas Kesehatan Tulungagung juga masih melengkapi data epidemiologi dengan melakukan penelusuran lanjutan ke SMPN 1 Boyolangu untuk memastikan penyebab pasti dari dugaan kasus keracunan massal tersebut. (*)
Editor: Rizqi Ardian
Sumber : Suara Jatim Post & Berita Terbaru