TULUNGAGUNG, SJP – Menindaklanjuti kasus dugaan keracunan massal yang menimpa puluhan siswa SMPN 1 Boyolangu, Tulungagung, Senin (13/10/2025), petugas Inafis Satreskrim Polres Tulungagung bersama petugas Dinas Kesehatan Tulungagung, melakukan penelusuran.
Hal itu dilakunan dengan harapan agar dapat diketahui makanan yang menjadi penyebab keracunan atau paparan yang terkontaminasi oleh kuman atau bakteri penyebab penyakit.
Sejak Senin pagi hingga sore, puluhan siswa secara maraton dibawa ke Puskesmas Boyolangu dengan kondisi mengalami gejala pusing, mual, muntah, dan lemas setelah menyantap menu MBG yang terdiri dari nasi kuning, ayam kecap, timun, tomat, salak, dan susu kotak.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Tulungagung, Anna Sapti Saripah, membenarkan adanya kasus gangguan saluran pencernaan massal tersebut. Ia menyebut pihaknya langsung menurunkan tim untuk melakukan penyelidikan epidemiologi bersama Puskesmas setempat dan pihak kepolisian.
Petugas juga telah mengambil sejumlah sampel dari muntahan korban, sisa makanan, serta sampel makanan yang berada di dapur penyedia MBG, yaitu SPPG Desa Tanggung, Kecamatan Campurdarat.
“Kami sudah mengamankan dan mengirimkan sampel makanan ke tiga laboratorium, yakni Balai Besar Laboratorium Kesehatan Masyarakat Surabaya, Laboratorium RSUD dr. Iskak Tulungagung, dan Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Tulungagung,” terang Anna.
Sampel-sampel tersebut akan diuji laboratorium, dimana hasilnya nanti akan menjadi dasar untuk mengetahui penyebab pasti dugaan keracunan. Menurut Anna, hasil uji laboratorium akan diketahui dalam waktu 7 hari mendatang.
“Selain pemeriksaan laboratorium, tim kesehatan juga melakukan swab rectal terhadap penjamah makanan dari pihak penyedia guna memastikan ada tidaknya kontaminasi bakteri atau kuman penyebab penyakit,” tambahnya.
Untuk mengantisipasi adanya tambahan pasien, Dinas Kesehatan menyiagakan beberapa puskesmas di sekitar wilayah distribusi MBG, termasuk Puskesmas Boyolangu, Campurdarat, Besole, Besuki, Bandung, Pakel, dan Bangunjaya. Dua rumah sakit rujukan RSUD dr. Iskak dan RSUD dr. Karnaeni Campurdarat juga disiapkan untuk menangani kasus lanjutan.
Anna menambahkan, kondisi sebagian besar siswa saat ini berangsur membaik dan terus dalam pemantauan tenaga medis. Ia memastikan seluruh langkah mitigasi dilakukan secara cepat dan terkoordinasi agar kejadian serupa tidak terulang.
“Yang terpenting sekarang adalah memastikan semua siswa dalam kondisi aman dan mendapatkan perawatan terbaik. Sementara penyelidikan kami lanjutkan bersama tim laboratorium dan pihak kepolisian,” ujarnya.
Hingga Senin sore, hasil penyelidikan epidemiologi masih terus dikumpulkan, termasuk data usia dan jenis kelamin para siswa terdampak. Dinas Kesehatan menyatakan kasus ini masih dalam proses pendalaman untuk memastikan faktor penyebab pasti dugaan keracunan makanan di sekolah tersebut.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Tulungagung, total ada 1.120 siswa yang menerima dan menyantap makanan tersebut. Dari jumlah itu, sampai dengan Senin sore pukul 15.09 WIB, sebanyak 62 siswa dilaporkan mengalami keluhan gangguan pencernaan.
Sebanyak 58 siswa menjalani observasi dan perawatan di Puskesmas Boyolangu, dengan 38 di antaranya sudah diperbolehkan pulang, sementara 20 lainnya masih dirawat.
Sementara empat siswa lainnya yang dirujuk ke RSUD dr. Karnaeni Campurdarat dalam kondisi stabil dan masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium lanjutan. (*)
Editor : Rizqi Ardian
Sumber : Suara Jatim Post & Berita Terbaru